Selasa, 27 Januari 2009

LOVE IS BLIND ...



SEPENGGAL KISAH TENTANG CINTA



Baiklah, sekarang aku akan bercerita tentang cinta. Sebenarnya cinta sama-sekali bukan topik kesukaanku tapi kenyataannya cinta selalu saja jadi pusat perhatian banyak orang disekitarku. Setiap hari selalu saja ada yang bertingkah aneh hanya karena dia sedang jatuh cinta atau justru sedang patah hati. Keanehan ini memang milik kita semua. Rasanya tidak ada manusia yang luput dari keanehan yang disebabkan oleh virus cinta itu. Bahkan keanehan itu telah berawal sejak berjuta-juta tahun yang silam ketika leluhur kita Adam dan Hawa masih bersemayam disyorga keabadian. Betapa dekatnya rasa cinta dengan hasrat yang membutakan hingga mudah pula dicederai oleh kehendak syetan yang terkutuk ....



Cinta adalah bagian dari sejarah kehidupan manusia yang paling tua. Konon cinta bahkan jadi penyebab terjadinya pembunuhan pertama didunia. Sekali lagi sejarah membuktikan bahwa cinta adalah sarana paling efisien dan efektif bagi syetan memperdayai manusia. Karena cinta sendiri sudah begitu membutakan hingga syetan hanya perlu sedikit dorongan saja untuk menjungkir-balikkan kita kedalam jurang penyesalan. Bahkan kadang-kadang sudah sangat terlambat untuk menyesal ...

Betapapun pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, yang membawa manusia pada peradaban yang sangat mutakhir, tetap saja cinta menjadi momok yang sama saja hebatnya dari masa kemasa. Sejak kisah cinta masih didendangkan dalam kidung penghantar tidur, ditayangkan pada layar hitam-putih yang bisu hingga kini bisa diakses dengan sangat pribadi, cinta selalu tampil dengan dua wajah yang saling melengkapi. Satu wajah yang selama ini kita puja adalah wajah kebahagiaan dan penuh kasih, satunya lagi adalah wajah muram dengan segala perjuangan, penderitaan dan pengorbanan yang bahkan tidak jarang berakhir dengan kematian. Hanya sedetik setelah cinta itu menyentuh bagian paling sensitif dibatin kita maka selanjutnya kita akan dihadapkan pada dua wajah kemungkinan itu. Wajah bahagia atau wajah duka lara. Pada dua wajah itu ada bayangan Syetan yang hampir-hampir tidak terlihat. Demikian lah kenapa saat kita hanyut dalam kebahagiaan cinta peluang kita terjerumus pada kesalahan itu justru semakin lebar menganga. Demikian pula saat pengorbanan dan penderitaan cinta membuat kita remuk dan putus asa .....



Jatuh cinta selalu menjadi pengalaman hidup yang sangat menakjubkan. Ketika segala sesuatunya terasa begitu nyaman dan menyenangkan. Apapun yang ada disekitar kita seakan terpusat hanya pada cinta yang kita rasakan. Bahkan jika ada topan badai datang memporak-porandakan dunia tetap saja kita melihatnya sebagai bagian drama percintaan yang romantis dan penuh pesona yang harus kita jalani dengan penuh suka-cita. Kekonyolan itu benar-benar sangat membahagiakan. Kita tidak peduli lagi dengan apapun. Sejuta malaikat pun turun untuk menyelamatkan kita tetap saja kita merasa lebih tertarik pada syetan dengan segala tipu dayanya.

Sebenarnya rumus cinta itu sangat lah sederhana. Jika kita berani untuk jatuh cinta maka seharusnya kita berani menanggung semua resikonya. Kita harus berani untuk jatuh-bangun memperjuangkannya, kita harus berani untuk menanggung rindu yang menggelora, kita harus berani menahan rasa cemburu yang menyesakkan dada, kita harus berani merasakan patah hati yang pedih dan bersimbah luka. Ada pun demikian, kenyataannya, meskipun kita sadar sesadar-sadarnya akan semua resiko itu namun tetap saja kita tidak pernah cukup siap untuk menerima semua kenyataan pahit dibalik gemerlap cinta yang melenakan itu.



Tidak terbayangkan betapa remuknya kita, saat terbuai dalam asmara, melayang-layang diangkasanya, tiba-tiba kemudian tersentak jatuh, terhempas dan mendapati sekujur tubuh kita seakan lumpuh tidak berdaya. Otak dan hati kita yang semula seperti taman bunga beraneka warna seketika memerah pekat oleh darah kesengsaraan. Kita menyesal tapi penyesalan yang sia-sia. Kita merasa seakan menjadi orang yang paling sial tapi kesialan itu toh juga karena kecerobohan kita. Kita berpikir seakan-akan dunia beserta seluruh isinya sedang berkonspirasi hendak menyingkirkan kita .... heh ....



Pertanyaannya, seburuk itukah cinta? Ya, seburuk itu lah cinta. Jika kita menikmatinya secara berlebihan. Kecenderungan kita yang sedang kasmaran adalah selalu berlebihan. Mengada-ada. Berfantasi dan berimajinasi melintas batas seharusnya. Bahwa cinta ini adalah segala-galanya. Bahwa cinta ini akan abadi hingga maut memisahkan kita. Bahwa tanpa cinta ini hidup kita tidak lagi ada artinya. Bahwa demi cinta ini kita akan mengorbankan apapun juga. Dan kita semakin larut dinina-bobokan lagu-lagu cinta, cerita-cerita cinta, filem-filem cinta, segala omong-kosong yang justru membuat cinta itu semakin menampakkan sisi buruknya. Tapi tetap saja kita tidak menyadarinya ....

Pada akhirnya aku ingin mengatakan bahwa sesungguhnya benar pesan yang telah sampai kepada kita bahwa cinta adalah anugerah. Cinta adalah persembahan dari syorga sebagai hadiah atas keikhlasan manusia menjalani takdirnya didunia. Cinta adalah prasyarat untuk menjadikan kita sebagai manusia yang lebih arif, lebih bijak dan lebih dewasa. Cinta adalah cahaya yang akan menerangi langkah kita dalam perjalanan menuju masa depan yang lebih baik. Cinta adalah kekayaan hidup yang tiada tara. Hanya jika cinta dapat kita jalani dengan tulus, ikhlas dan penuh rasa syukur. Tanpa harus mengada-ada, tanpa harus berlebih-lebihan. Karena TUHAN telah mengingatkan kita betapa DIA sangat membenci umat yang melampaui batas ....



medio januari 2009

1 komentar:

  1. sebuah catatan, mungkin yah teman...
    jangan pernah jatuh pada yang bernama 'terlalu' untuk apapun itu... tak terkecuali cinta....

    hehe...
    apa kabar, nico?

    BalasHapus