Sabtu, 24 Januari 2009

PARADOKS DUNIA

PARADOKS DUNIA




Save My Breakfast, Please!


Sepertinya kebiasaan itu belum hilang. Setiap pagi aku masuk kantor dan menyambar koran yang tersedia dimeja depan. Selalu ada yang harus aku tahu tentang apa saja yang telah, tengah dan akan terjadi sebelum pagi itu benar-benar berlalu. Sebagai seorang pekerja media rasanya menyedihkan sekali jika aku sampai luput mengetahui apa yang ternyata sudah diketahui oleh orang banyak. So, aku senang aku masih memiliki kebiasaan yang aku rasa baik itu. Bahkan setelah menyeduh kopi panas kesukaanku dan menikmati sebatang rokok biasanya aku akan melanjutkan rasa ingin tahuku dengan browsing disitus-situs berita internet. Sambil sesekali mengecek email atau forum komunitas atau jejaring sosial yang aku ikuti. Pagiku selalu jadi seperti itu. Dan aku sangat menikmatinya. Hingga kemudian berita-berita itu bermunculan dan terus saja hadir merusak suasana pagiku ...


Berawal dari rasa prihatin, simpatik dan iba namun akhirnya larut pada gelora perasaan yang tidak tentu arah. Kadang ingin marah, kadang ingin menangis, kadang ingin berteriak, memaki, mengutuk, menghujat namun selalu berakhir pada rasa pesimis yang dalam. Betapa hidup tidak lagi memiliki makna yang sejati. Betapa dunia sudah kehilangan nilai yang luhur. Sepertinya kita sedang bergerak cepat menuju kehancuran dan kita tidak memiliki daya upaya apa-apa untuk dapat menahan apalagi menghentikannya. Kita hanya bisa menyaksikan semua peristiwa yang terjadi dengan perasaan yang beragam. Bahwa kita telah diingatkan akan datangnya akhir dari kehidupan dan semua pertanda alam telah mengisyaratkan apa yang telah dinubuatkan sejak zamannya para Nabi namun kita seakan tercerabut dari semua kemuliaan itu karena fitnah dunia yang begitu utuh dan nyaris sempurna. Apakah Dajjal sudah bersama-sama kita? Apakah Anti Cristhus sudah dalam perjalannya? Apakah Lucifer tengah duduk bersenda gurau diberanda dunia tanpa pernah kita duga kehadirannya?


Timur tengah membara. Konflik israel-palestina sebagai masalah keamanan dunia yang paling krusial disepanjang abad modern ini seakan memasuki babak baru yang justru semakin seru. Israel dengan segala kepongahan dan ketamakannya kembali melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap para pejuang palestina. Bakat bengal mereka yang sudah ada sejak jaman dahulu kala kembali dipertunjukkan dengan penuh rasa bangga. Mereka membunuhi semua pejuang palestina yang masih berusia muda yang hanya bersenjatakan roket, mortir dan pelempar granat dengan senjata-senjata militer canggih yang mereka punya. Mereka bahkan terbukti menggunakan senjata biologi pemusnah massal yang penggunaannya dilarang secara internasional. Tapi siapa yang bisa melarang mereka? Pun ketika mereka membunuhi ratusan wanita dan anak-anak yang tidak berdosa serta melukai ribuan penduduk sipil lainnya bahkan menahan-nahan semua bantuan kemanusiaan yang akan memasuki Gaza. Siapa yang bisa melarang mereka? Semakin hari mereka semakin berani. Tidak saja membantai manusia-manusia yang ada tapi mereka juga merusak apa saja yang mereka temukan. Tidak peduli jika itu kantor, toko, supermarket, sekolah, tempat ibadah, rumah sakit, tempat perlindungan pengungsi, petugas sosial PBB atau bahkan jurnalis. Satu persatu menjadi korban untuk melengkapi statistik kebiadaban mereka. Apapun alasannya, apa pun latar-belakangnya, kekacauan yang mereka lakukan ini sama-sekali tidak bisa dijustifikasi. Mereka telah menempatkan diri mereka sedikit lebih baik dari Iblis yang telah ditakdirkan azab neraka keabadian.


Sebagai seorang muslim isu tentang kesengsaraan dan penderitaan saudara-saudara diPalestina selalu melukai perasaanku yang terdalam. Perlakuan yang tidak pernah adil dan tidak pernah manusiawi yang selama ini harus mereka terima selalu menggores ulu hatiku hingga nyerinya kadang sulit untuk ditahankan. Tapi memang demikian lah takdir dunia diciptakan. Bahwa akhirnya manusia hidup dengan logika yang carut-marut dan naluri yang kusut. Bahwa manusia lebih memuja nilai-nilai yang mereka ciptakan sendiri dari otak mereka yang tidak seberapa dan keterbatasan-keterbatasan mereka sebagai manusia daripada nilai-nilai luhur yang telah diturunkan Sang Pencipta. Bahwa Demokrasi adalah segala-galanya. Bahkan untuk menegakkan demokrasi yang mereka inginkan mereka mau melakukan tindakan-tindakan yang tidak demokratis. Bahwa Hak Asasi Manusia adalah segala-galanya. Bahkan untuk menegakkan Hak Asasi Manusia mereka mau menghalalkan segala cara bahkan dengan mengangkangi Hak Asasi Manusia lainnya. Fitnah dunia begitu utuh dan nyaris sempurna. Sementara kita masih tetap dirajam perasaan duka tanpa mampu berbuat apa-apa untuk menghentikannya ....


Aku setuju bahwa konflik berdarah-darah yang terjadi di Palestina itu bukan semata-mata masalah agama. Tapi itu sebuah tragedi kemanusiaan yang amat sangat menggenaskan. Menunjukkan betapa kepongahan manusia-manusia yang selalu merasa cukup pintar untuk mengurus dunia ternyata tidak pernah berhasil dan mungkin tidak akan pernah berhasil sampai kapan pun juga. Manusia telah gagal memperbaiki peradabannya. Selama bangsa bengal itu masih ada. Selama mereka masih eksist. Selama itu dunia tidak akan menemukan kedamaiannya. Telah beratus-ratus Nabi diturunkan ditengah-tengah mereka namun mereka selalu membangkang dan berbuat zalim. Bahkan mereka menyebabkan Isa al Masih harus mengalami siksaan yang begitu berat dan pedih dikayu penyalipannya hingga disisa-sisa nafasnya beliau hanya bisa berkata, Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang telah mereka lakukan .....


Pagi tadi adalah rangkaian pagi kesekian yang terasa tidak lagi nyaman. Aku mendapati berita bahwa sudah seribu lebih manusia yang meregang nyawa hanya dalam waktu yang begitu singkat. Ribuan lainnya tengah bergelut dengan maut karena luka-luka yang mereka derita. Sementara jutaan penduduk sipil lainnya hidup dalam tekanan yang sangat hebat seakan menunggu waktu ada bom yang meledak dikepala mereka atau peluru tajam yang menembus jantung mereka. Ya, Tuhan ... ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan ..... Jika pun Engkau tidak mengampuni mereka maka aku akan sangat bisa memahaminya!




Medio January 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar